Aku melihat seorang
pria hebat seperti ayahku. Memandangnya yang begitu lelah saat pulang bekerja. Ini
hanya pandanganku tapi beliau tak pernah menunjukannya. Beliau yang bekerja penuh
semangat demi menyenangkan istrinya, ibuku. Beliau yang selalu mampu penuhi
pintaku bahkan saat keinginanku sangat berlebihan. Semua dilakukannya demi
melihat segaris senyum di wajah kami, keluarganya. Demi masakan terenak yang
akan disajikan ibu. Demi segelas teh hangat pelepas dahaga dengan rona senyum
diwajah kami. Ayah, pernahkah aku bilang kau pahlawanku ? pahlawan kami,
pelindung kami. Tak pernah terdengar keluhmu ditelingaku, tak terhitung banyaknya
keluh yang aku curahkan padamu.
Ayah, pernahkah aku
bilang kau pahlawanku ?