Selasa, 12 Maret 2013

CINTA ZAARA ANISSA [PART 2]


Baca part 1 disini



Hari ini hari kelulusan, hari dimana semua suka cita mengharu biru. Disaat seperti ini dani masih mampu menguasai pikiran-ku.


“zaara..zaara..” terdengar sayup-sayup teriakan seseorang dari kejauhan.

“seperti suara dani, ah ini pasti cuma perasaanku saja karna terlalu memikirkannya” lirihku. Tapi suara itu makin mendekat dan sekarang sumber suara itu tepat di belakangku.



“zaara..”. aku membalikkan badanku nampak seorang pria dengan mata yang tak mampu ku lupakan.

“dani ” hanya mampu memanggil namanya. Dani tersenyum sangat manis dihadapanku. Seperti burung kecil yang hendak terbang tapi tak mampu, yang bisa aku tunjukan padanya hanya ekspresi bodohku karena terkejut.

“haha, kamu gak berubah zaara, ekspresi kamu bikin aku mau..”
  
“mau apa ?”

“mau ngambil...buku kamu” .dani pun berlari sambil melambaikan buku rapot ku ke arahku. Tentu saja spontan aku mengejarnya. Sama seperti dulu ketika kami masih SD.

Tia yang sedari tadi ternyata memperhatikan kami tersenyum.

“dani kembaliin buku zaara, dani..” pintaku sambil terus mengejarnya.

Karena lelah dani pun berhenti untuk duduk dan mengembalikkan buku-ku “ini ra, bukunya. Cape udah lama ga main kejar-kejaran sama kamu”. aku pun ikut duduk di sebelah dani.

“ra, ada yang mau aku omongin sama kamu, tapi sebelumnya aku mau bilang terima kasih sama kamu”

Mendengar itu aku langsung berfikir, jangan-jangan tentang kejadian waktu itu. Tapi tunggu berterima kasih padaku ? bukankah seharusnya dia marah, karena aku meninggalkannya saat ia menyatakan perasaannya padaku ?  fikiran-fikiran itu mulai berkecamuk dalam otakku.

“aku sudah tau dari tia. Alasan kamu tentang kepastian nyata.”
 “aku berterima kasih, karena kamu membuat aku sadar bahwa aku benar mencintaimu. Walau kau mengacuhkanku.  Entah apa saat itu kau tengah mengetesku zaara ?”  “aku juga berterima kasih karena berkat itu aku lebih fokus dalam belajar”

“dani..” aku mulai menatap ke arahnya.

“kamu memberi aku pelajaran. Cinta pada orang yang tepat dengan waktu yang tepat. ”
“dan kamu tau zaara, aku tidak lagi menginginkanmu untuk jadi pacarku” ucap dani dengan tegas. Dan aku menunggu kalimat yang akan ia ucapkan lagi.

“aku menginginkanmu untuk jadi wanita dunia dan akhiratku, hanya untukku”.
“aku akan bekerja keras hingga suatu saat nanti ketika aku kembali aku akan langsung menemui ayahmu zaara, untukmu”.

Mendengar hal itu aku menangis, merasa bahagia. Akhirnya kita menemukan sebuah kepastian nyata dani, kepastian akan datangnya masa dimana aku dan kamu bersama. Kepastian bahwa cinta ini benar untukku dan dani.

-TAMAT-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Followers